Sabtu, 19 April 2014

liputan tabloid lezat :

liputan tabloid lezat :

Kampung Tahu
Warung Nasi Dengan Konsep Tradisional Sunda Yang Unik dan Menarik

Jika Anda berkunjung di Kota Sumedang, jangan lupa mampir di Kampung Tahu. Kampung Tahu menyajikan tempat makan dengan suasana yang menarik. Lokasi yang outdoor ditambah dengan arena permainan tradisional khas Sunda, seperti  arena Panahan Kasumedangan, Bakiak, Jajangkungan, congklak, engkle, ayunan semakin menambah keunikan dari tempat ini.

Hendra Ciho (26) adalah sang pemilik dari tempat makan Kampung Tahu  yang menyajikan kurang lebih 50 menu. Pengusaha muda ini memulai bisnis kulinernya sejak tahun 2011. Di bantu oleh karyawan yang berjumlah 16 orang dan fasilitas yang cukup menarik perhatian, kini ‘Kampung Tahu’ semakin ramai dikunjungi orang.

Asal Mula Nama Kampung Tahu
Berawal ketika Hendra dipercaya menjadi EO dari sebuah acara demo masak dan seminar bisnis kuliner pada Juni tahun 2011, akhirnya ia tertarik dalam bisnis kuliner, Dengan dukungan dari keluarga besar yang memang telah menjalankan bisnis kuliner sejak tahun 1960 semakin menambah keyakinan Hendra untuk menjalankan suatu usaha. Saat itu modal hanya Rp.10 juta, dengan luas tanah 80 m2, namun seiring berkembangnya usaha yang ia jalankan, kini berkembang menjadi ratusan juta dan luas lahan bertambah menjadi 1246 m2.
Nama ‘Kampung Tahu’ sebenarnya bukan karena nama besar kota Sumedang yang terkenal dengan tahunya yang renyah, namun kerena lokasi yang bertepatan dengan banyaknya centra pabrik Tahu. Mayoritas masyarakat daerah Sumedang berprofesi sebagai pengusaha tahu, baik dari luar Jawa seperti Kalimantan, Sumatera, Lampung semua berasal dari desa ini sehingga Pria kelahiran Bandung 9 April 1988 ini menamakan warung nasinya dengan “Kampung Tahu”.

Nuansa Tradisional Menjadi Daya Tarik Tersendiri Bagi Pengunjung
Untuk mencari bentuk, jatidiri dan keunikan dari warung nasi Kampung Tahu, eksperimen pun dilakukan sekitar 2-4 bulan. Setelah itu akhirnya pasar yang menentukan. Pada prinsipnya Hendra membuka usaha tidak banyak mikir, tapi lebih ke action dulu, setelah action saya pasti dituntut mikir, akhirnya seperti inilah warung kami “Terang Pria lulusan S1 Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia”.
Hendra menyajikan produknya dengan nuansa sangat tradisional yakni dengan piring dan gelas yang terbuat dari kaleng, tersedia juga gelas khas terbuat dari Batok kelapa. Tentu saja cara penyajian tersebut menjadi daya tarik tersendiri dan menambah kesan bagi pengunjung. Harga yang ditawarkan pun cukup relative murah mulai dari Rp.1.000 – Rp.20.000.

Penyajian Acara Makan di Depan Api Unggun
Dalam pemasaran ‘Kampung Tahu’, Hendra bekerja sama dengan tempat tempat wisata di daerah Sumedang, selain itu setiap minggunya Hendra mengadakan pertunjukan menarik dengan mengundang para komunitas seperti music, hobi dan bisnis. Pemasaran melalui social media pun tak luput dari cara pemasarannya. Kampung Tahu adalah warung nasi satu satunya di dunia yang memiliki arena panahan tradisional khas Sunda yang menyajikan acara makan di depan api unggun. Naik delman gratis menuju warung nasi Kampung Tahu pun dilakukan agar dapat lebih menarik peminat tamu. Kini Omzet yang diterima Hendra mencapai kurang lebih Rp.250 juta/bulan.

Jadilah Pelopor dan Innovator
Suka duka pun dirasakan istri dari dr. Vivi Vherliant ketika menjalankan usaha ini, menurutnya arena Kampung Tahu 70% berlokasi outdoor, maka ketika musim penghujan omzet mengalami penurunan hingga 23%. Order yang paling berkesan bagi pria yang berhobi fotografi ini ialah sampai hari ini sejak ‘Kampung Tahu’ berdiri tahun 2011, sudah menghabiskan 12.348 kg ayam, 10.326 ikan, serta ber ton ton karung beras. Kiat sukses dalam menjalankan usaha menurut Hendra yang menjabat sebagai ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Kota Sumedang adalah jadilah pelopor dan innovator karena usaha tanpa inovasi artinya siap siap di terkam competitor usaha kita *LZ/Imamiyah, Foto: Kampung Tahu.

Untuk Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi :
·        Kontak   : KampungTahu 
·        Alamat   : Jl. Prabu Tadjimalela – Terusan Dano – Kebon Kalapa (depan  Waterboom Ranca Goyang)
·        Twitter : @kampung_tahu
·        FB                   : kampung tahu



Belum ke Sumedang jika belum ke Kampung Tahu

Belum ke Sumedang jika belum ke Kampung Tahu, sebuah warung nasi yang menyajikan berbagai keunikan, mulai dari keragaman menu ala Sunda dan nusantara juga dengan cara sajian yang kerap masih menggunakan alat alat makan tradisional. Semenjak berdiri di tahun 2011 Kampung Tahu terus berbenah, tercatat sudah tiga kali melakukan renovasi sampai hari ini, ujar Asep Nandang, Supervisor Kampung Tahu. Kami pun berbenah bukan hanya secara fisik bangunan saja, namun manajemen, konsep serta ide marketing yang terus digenjot sampai sekarang,” Andi Alvin menambahkan.

Kampung tahu sejak awal Februari tahun 2014 mulai menggunakan konsep menu parasmanan dengan menambahkan beberapa menu andalan baru khas nusantara, seperti Sop Iga, Soto Bandung, Ayam Betutu, Ayam Taliwang, Ayam Fillet, Iga Bakar, Rendang, Bistik, serta yang paling jadi incaran pelanggan sekarang adalah sensasi Ayam Goreng Kremesnya yang diberi nama Ayam Beungkeut.`Semenjak berbenah dengan konsep baru diakui Asep, Kampung tahu mengalami peningkatan pendapatan (omzet) harian maupun bulanan. Mungkin pelanggan sekarang banyak dihadapkan dengan pilihan menu yang beraneka ragam setiap harinya, ini membuat pelanggan tidak bosan, kalaupun harus berkunjung setiap hari. Total menu yang kami siapkan diatas 40 menu, ujar Andi Alvin, Keuangan Kampung Tahu. Mengenai menu jagoan, Asep dan Andi kompak mengatakan menu paling favorite disini adalah Sop Gurame, Gurame Bakar serta Iga Bakar. Tidak ketinggalan juga yang ngetrend sekarang ya Ayam Beungkeut-nya, ujarnya menambahkan.

Asal nama Kampung Tahu
Kampung Tahu yang merupakan bagian dari kelompok Bisnis Cihogroup (Cinemaholic) adalah hasil inovasi kreatif dari sang pemilik yang juga pengusaha muda Hendra Ciho bersama istrinya dr.Vivi Vherliant. Meski berlatar pendidikan yang bertolak belakang, pemuda kreatif ini menyukai hal hal yang berbau inovasi dan tidak segan untuk turun langsung sebagai Juru Masak dan langsung melayani pelanggannya.

Menoleh ke belakang Asal Mula Kampung Tahu, Berawal ketika sang owner, Hendra dipercaya menjadi EO dari sebuah acara demo masak dan seminar bisnis kuliner di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jakarta pada Januari - Juni 2011, karena sering menyimak paparan dari narasumber acara, akhirnya ia tergerak dalam bisnis kuliner, Dengan dukungan dari keluarga besar yang memang telah menjalankan bisnis kuliner sejak tahun 1960 semakin menambah keyakinan Hendra untuk menjalankan usaha Kuliner. Saat itu modal hanya Rp.10 juta, dengan luas tanah 80 m2, namun seiring berkembangnya usaha yang ia jalankan, kini berkembang menjadi ratusan juta dan luas lahan bertambah menjadi 1246 m2.
Nama ‘Kampung Tahu’ sebenarnya bukan hanya karena nama besar kota Sumedang yang terkenal dengan tahunya yang renyah, namun kerena lokasi yang bertepatan dengan banyaknya sentra pabrik Tahu. Mayoritas masyarakat daerah tempat warung nasi kami banyak berprofesi sebagai pengusaha tahu, baik dari luar Jawa seperti Kalimantan, Sumatera, Lampung semua berasal dari desa ini sehingga Pria kelahiran Bandung 9 April 1988 ini menamakan warung nasinya dengan “Kampung Tahu”.
Manajemen Inovasi
Perusahaan tanpa inovasi bersiap menunggu kehancuran, istilah tersebut rupanya tertanam di benak manajemen Kampung Tahu. Kampung Tahu yang sudah menginjak usia ke 3 tahun terus menciptakan ide ide marketing yang tidak jarang membuat dahi orang mengkerut. Salah satunya belum lama ini, menggelar makan Rp.15.000 sepuasnya, Naik Delman Gratis ke Kampung Tahu, Teropong Bintang, nonton layar tancep film jadul, live music dan yang paling menarik dan banyak dikunjungi pelanggan adalah sensasi makan depan Api Unggun setiap malam minggu. Kami mengklaim di Sumedang satu satunya warung nasi yang menyuguhkan makan depan api unggun diatas tikar. Ujar Hendra. Selain itu Kampung Tahu juga sering mengadakan Nobar, tayangan tayangan sepakbola, yang dikelola langsung oleh komunitas penggemar Bola. Kampung Tahu memang membuka pintu selebar-lebarnya kepada siapapun, seperti EO, Tim kretaif, komunitas dsb. Untuk menggelar acara apapun di Kampung Tahu tanpa khawatir dipungut biaya, luas warung kami memungkinkan untuk menampung kurang lebih sampai dengan 300 orang. Pada prinsipnya kami mempersilahkan siapapun untuk membuat acara dan mendatangkan banyak orang, masa dari 100 orang yang datang tidak satu orang pun yang minimal beli minuman lah, ujar Hendra berkilah. Warung kami pun pernah dibooking untuk resepsi pernikahan dengan biaya booking sangat murah yakni Rp.2,5 juta. Kami menyebutnya waktu itu kami sedang berpromosi, tapi dibayar pula. Tambah Asep. Kami pun mengadakan agenda rutinan Forbis (Forum Bisnis), talkshow dan sharing seputar bisnis dengan target audiens adalah para pemula yang mau mulai terjun ke bisnis, bekerjasama dengan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Sumedang. Kebetulan sang Owner, Hendra Ciho adalah Ketuanya. Acara ini gratis dan diadakan setiap satu bulan sekali. Ujar Andi manambahkan.
Dengan luas kurang lebih 1000 m, Kampung Tahu berbenah dengan menambah 9 unit lesehan baru, 30 meja bambu, yang bisa digunakan untuk acara acara yang mampu menampung sampai dengan 300-400 orang. Seperti gathering, rapat, arisan, ulangtahun, pernikahan, lepas sambut, dan ajang reuni. Untuk harga menu, kami menyediakan paket dengan harga mulai Rp.7500/paket – Rp.17.500/paket.
Di tahun ini setelah membuka Mayasi, restoran berkonsep Japan, Hendra memaparkan akan membuka cabang Kampung Tahu di bilangan Jalan Mayor Abdurahman Sumedang dan Jatinangor, targetnya tahun ini, mudah mudahan terwujud. Ujar Hendra menutup pembicaraan.
Untuk Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi :
·         Alamat     : Jl. Prabu Tadjimalela – Terusan Dano – Kebon Kalapa (depan  Waterboom Ranca Goyang)
·         Twitter      : @kampung_tahu
·         FB             : Kampung Tahu